Tuesday, August 1, 2023

KARAKTERISTIK KELOMPOK SOSIAL


Pernahkah kalian mengikuti ekstrakurikuler di sekolah? Atau mungkin organisasi lain seperti club sepak bola di desa, atau club motor, dan sebagainya. Lalu, apakah ekstrakurikuler atau organisasi yang kalian ikuti dapat disebut sebagai kelompok sosial? Jika iya, mengapa demikian? 

Secara umum, suatu kumpulan manusia hanya dapat disebut sebagai kelompok sosial jika memiliki sejumlah karakteristik seperti di bawah ini. 

a. Terjalinnya Interaksi 

Sekumpulan individu yang berada dalam satu kelompok yang sama biasanya akan saling berinteraksi atau berhubungan timbal balik. Interaksi di dalamnya tidak harus dilakukan secara verbal, dapat pula dilakukan secara fisik atau non verbal. 

b. Adanya Tujuan 

Orang-orang yang tergabung dalam sebuah kelompok lazimnya memiliki tujuan atau alasan mengapa mereka mereka bergabung dengan kelompok tersebut. 

c. Adanya Faktor Pengikat

Setiap anggota yang terhimpun dalam suatu kelompok pasti memiliki faktor pengikat. Faktor pengikat ini dapat berupa persamaan tertentu, baik itu latar belakang budaya, nasib, ideologi, daerah, profesi, kesukaan, dan sebagainya. Faktor pengikat ini nantinya akan menjadi sesuatu yang mempererat hubungan antaranggota kelompok.

d. Terdapat Struktur yang Jelas 

Agar hubungan antaranggota kelompok terjalin dengan baik, maka setiap kelompok lazimnya memiliki struktur yang jelas. Struktur ini juga membantu kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Adanya struktur juga akan menuntun anggota kelompok untuk melaksanakan peran dan tugasnya sebagai bagian dari kelompok. 

e. Adanya Perasaan sebagai Kesatuan 

Setiap individu yang tergabung dalam suatu kelompok harus memiliki perasaan dan kesadaran bahwa dirinya adalah anggota atau bagian dari kelompok tersebut. Perasaan memiliki ini nantinya akan menambah rasa solidaritas dan kekompakan di antara anggota kelompok. 


Selain itu, ada seorang tokoh bernama Robert K. Merton yang menyebutkan bahwa terdapat tiga kriteria suatu himpunan manusia dikatakan sebagai kelompok sosial. Di antaranya: 

a. Memiliki pola interaksi 

b. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok

c. Pihak yang berinteraksi didefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok


Jadi, apakah organisasi atau kelompok yang kalian ikuti sudah sesuai dengan karakteristik kelompok sosial seperti di atas?


Sumber: 

Damanik, Fritz H. S. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Bumi Aksara

Maryati, K., Suryawatim J., dan Suminar, N. R. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Erlangga

Monday, November 21, 2022

HETEROGENITAS SOSIAL: STRATIFIKASI DAN DIFERENSIASI SOSIAL


(sumber: https://phys.org/news/2022-04-society.html)

Kalian sudah pernah belajar di awal pertemuan, bahwa yang menjadi objek utama dalam kajian sosiologi adalah masyarakat. Sekarang, apakah menurut kalian seluruh individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat berlatarbelakang sama/serupa? Tentu kalian akan menjawab tidak. Karena memang demikian, semua individu yang menjadi anggota masyarakat pasti akan menemukan perbedaan atau keragaman. Inilah yang kemudian disebut sebagai Heterogenitas Sosial atau Keberagaman Masyarakat. Dalam Sosiologi, perbedaan atau keberagaman masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perbedaan secara horizontal (diferensiasi sosial) dan perbedaan secara vertikal (stratifikasi atau pelapisan sosial). 

Stratifikasi Sosial 

a. Pengertian

Stratifikasi sosial dapat diartikan dari dua suku kata, yakni 'stratum': lapisan dan 'sosial': mengacu pada masyarakat. Maka stratifikasi sosial sering juga disebut sebagai lapisan sosial yang ada dalam masyarakat. Secara umum, stratifikasi sosial diartikan sebagai penggolongan atau perbedaan masyarakat secara vertikal yang menyebabkan timbulnya perbedaan kelas-kelas sosial antarmasyarakat, sehingga masyarakat terbagi atas kelompok kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class). 


(Ilustrasi stratifikasi sosial. sumber: Buku IPS untuk SMA Kelas X) 

b. Bentuk-bentuk 

Terdapat tiga bentuk stratifikasi sosial di masyarakat, antara lain sebagai berikut. 

1) Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem pelapisan masyakarakat yang memberikan kesempatan bagi individu untuk naik atau turun antar lapisan. Artinya, individu yang berada di kelas bawah, jika memiliki keinginan dan usaha untuk meningkatkan posisi sosialnya, maka individu tersebut dapat dengan bebas dan merdeka untuk naik ke kelas atas. 

2) Stratifikasi sosial tertutup adalah sistem pelapisan yang tertutup untuk pergerakan naik atau turunnya status sosial individu. Stratifikasi sosial tertutup biasanya banyak ditemui pada masyarakat yang menganut sistem kasta seperti di India dan Bali.

3) Stratifikasi sosial campuran merupakan gabungan antara stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Artinya, seseorang dapat berpindah ke lapisan/kelas sosial lain dengan cara pindah ke daerah yang laposan sosialnya memiliki karakter yang terbuka. Contoh, seseorang berasal dari masyarakat yang menganut sistem kasta, Ia terlahir dari kasta paling rendah (kasta sudra). Nah, orang tersebut dapat pindah kelas sosial jika Ia berpindah ke daerah yang tidak menganut sistem kasta.   

c. Dasar stratifikasi sosial 

Stratifikasi sosial di masyarakat muncul karena adanya suatu hal yang dihargai lebih. Misalnya kekayaan, jenjang pendidikan, katurunan, atau kekuasaan. Contoh: Pada masyarakat feodal seperti Kerajaan Inggris, semua anggota inti kerajaan atau yang memiliki darah kerajaan pasti memiliki derajat yang lebih tinggi di masyarakat. A

Diferensiasi Sosial 

a. Pengertian 

Selain lapisan sosial secara vertikal, di masyarakat juga terdapat pembedaan individu dan masyarakat secara horizontal atau sejajar. Apabila kalian amati lagi, masyarakat kita berbeda-beda tetapi posisinya tetap sejajar atau setara. Itulah yang disebut sebagai Diferensiasi Sosial. Sehingga dalam diferensiasi sosial masyarakat tidak dibedakan ke dalam kelas-kelas sosial yang berbeda, semuanya dipandang setara. Diferensiasi sosial dalam masyarakat biasanya didasarkan pada perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, agama, ras, profesi, dan klan. 


(Ilustrasi diferensiasi sosial. Sumber: https://www.ruangguru.com/)

b. Bentuk-bentuk 

Perbedaan masyarakat secara horizontal didasarkan pada kriteria-kriteria di bawah ini:

1) Diferensiasi jenis kelamin 

Pembeda manusia berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin termasuk ke dalam diferensiasi sosial BUKAN stratifikasi sosial, artinya antara perempuan dan laki-laki berada dalam posisi sosial yang sama. 

2) Diferensiasi suku bangsa 

Suku bangsa adalah segolongan manusia yang terikat oleh identitas kebudayaan yang sama seperti adat istiadat dan bahasa. Perbedaan suku bangsa termasuk ke dalam diferensiasi sosial BUKAN stratifikasi sosial, artinya setiap suku bangsa memiliki keistimewaan masing-masing dan tidak bisa dibanding-bandingkan.

3) Diferensiasi klan 

Klan adalah sistem kekerabatan yang didasarkan atas keturunan atau hubungan darah. 

4) Diferensiasi ras 

Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik atau faktor biologis. Ingat, semua ras yang Tuhan ciptakan adalah baik. Untuk itu, tidak boleh ada sikap membeda-bedakan antarras. 

5) Diferensiasi agama 

Agama tidak memiliki suatu tingkatan dan tidak dapat dijadikan sebagai faktor penentu apakah individu tersebut memiliki derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah atas agama yang dianutnya. 

6) Diferensiasi profesi 

Profesi adalah pekerjaan. Setiap profesi pasti memiliki fungsi dan membutuhkan keterampilan masing-masing. Oleh sebab itu, profesi tidak dapat dijadikan faktor pembeda antarindividu dalam masyarakat. 

c. Ciri-ciri 

1) Ciri fisik 

Diferensiasi ini muncul karena perbedaan ciri-ciri fisik tertentu yang nampak dari luar. Misalnya warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, dan sebagainya. 

2) Ciri sosial 

Diferensiasi ini timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menyebabkan adanya perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. 

3) Ciri budaya 

Diferensiasi ini berhubungan dengan kebudayaan serta adat istiadat sebuah masyarakat.

Tuesday, September 27, 2022

KESETARAAN DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN SOSIAL

 

Prolog

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara majemuk yang di dalamnya terdiri atas banyak sekali perbedaan serta keragaman. Mulai dari bahasa, warna kulit, suku bangsa, dan agama atau kepercayaan yang berbeda-beda. Kita coba bahas lebih detail lagi ya. Begini, perlu kalian ketahui bahwa perbedaan atau ketidaksamaan sosial yang ada di Indonesia itu terdiri dari perbedaan secara a) horizontal, yakni perbedaan antarindividu atau kelompok namun tidak menunjukkan adanya perbedaan tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah; dan b) vertikal, yakni perbedaan antrindividu atau kelompok yang menunjukkan adanya tingkatan atau kelas sosial yang lebih tinggi dan lebih rendah. Sehingga, kondisi ini dapat menjadi sebuah anugerah karena mencerminkan kekayaan budaya bangsa. Namun di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa perbedaan atau ketidaksamaan sosial yang ada di masyarakat justru akan menyebabkan terjadinya ketidakadilan atau perlakuan yang tidak merata. Oleh sebab itu, agar kehidupan masyarakat dapat berjalan secara rukun dan harmonis meskipun dalam berbagai perbedaan, diperlukan adanya prinsip kesetaraan.

Partikularisme Kelompok

Mungkin kalian sudah terlalu sering membaca kata P A R T I K U L A R I S M E pada bab sebelumnya. Di bab 3 ini kita membahas kembali partikularisme, karena ternyata, keragaman yang ada di masyarakat tidak hanya menciptakan keunikan atau menjadi tanda kekayaan suatu bangsa. Akan tetapi, keragaman yang ada di dalam masyarakat juga dapat menimbulkan sikap partikularisme, yakni sebuah sistem atau paham yang mengutamakan kepentingan pribadi atau kepentingan suatu golongan di atas kepentingan umum. Artinya, orang yang memiliki sikap partikularisme menandakan bahwa dirinya tidak dapat menghargai, menerima, dan menghormati adanya perbedaan di dalam masyarakat.

 Perbedaan Sosial di Masyarakat 

Dalam suatu masyarakat tentu terdapat adanya perbedaan atau penggolongan berdasarkan kriteria tertentu, baik secara horizontal maupun vertikal. Penggolongan masyarakat secara horizontal disebut sebagai diferensiasi sosial. Sedangkan penggolongan masyarakat secara vertikal disebut sebagai stratifikasi sosial. 

 

Referensi

Janu Murdiyatmoko., Citra Handayani., & Hariyadi. (2016). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Sosiologi. Bandung : Grafindo

Kun Maryati., & Juju Suryawati. (2017). Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Gelora Aksara

Buku Pembelajaran Interaktif Sosiologi untuk SMA/Ma Semester 1


Sunday, September 18, 2022

MENGENAL NILAI SOSIAL (SOCIAL VALUE)

 Prolog

Halo temen-temen kelas X, di artikel yang satu ini kita akan mulai beralih ke materi baru di mata pelajaran sosiologi. Judul besarnya adalah Lembaga Sosial. Tapiiii, sebelum membahas lembaga sosial, ada materi yang harus kita pelajari dulu, yaitu nilai dan norma sosial. Kenapa? Karena lembaga sosial merupakan sistem yang terbentuk dari nilai dan norma sosial yang sudah melembaga atau sudah menjadi kebiasaan hidup masyarakat.

Untuk hari ini kita akan berkenalan dengan nilai sosial. Materi ini berkaitan dengan materi yang pernah kita pelajari sebelumnya, yakni interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial, kita hidup berdampingan sama orang lain, seperti orang tua, adik, kakak, nenek, kakek, tetangga, bestie, dan sebagainya. Nah, dalam berhubungan dengan orang lain, kita harus senantiasa menunjukkan nilai-nilai yang baik. Nilai-nilai tersebut yang nantinya akan menjadi pedoman untuk kita dalam berperilaku atau bertindak. Nantinya, hubungan atau interaksi sosial kita sama orang lain bisa berjalan harmonis atau rukun.

Apa Itu Nilai Sosial? 

Menurut Soerjono Soekanto, nilai sosial adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Sementara itu, menurut Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat. Jadiii, dari dua definisi di atas, bisa kita simpulin bahwa nilai sosial itu nilai yang berlaku di masyarakat mengenai baik buruknya sesuatu, atau bisa juga dikatakan sebagai standar atau acuan yang menunjukkan kebaikan oleh masyarakat. Sederhananya, nilai sosial merupakan segala sesuatu yang tertanam di dalam masyarakat mengenai baik atau buruknya suatu hal, perilaku, atau tindakan. Dalam ilmu sosiologi, nilai sosial juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat. 

Ciri-Ciri Nilai Sosial

Nilai sosial yang ada di masyarakat menunjukkan sejumlah karakteristik, di antaranya:

a)   Berlangsung terus-menerus melalui interaksi sosial. Artinya, nilai sosial tertanam dalam diri seseorang sebagai hasil dari terjalinnya interaksi atau hubungan timbal balik dengan orang lain. Contohnya, awalnya kamu menganggap bahwa nilai kesuksesan itu berupa materi, tanpa memandang pentingnya pendidikan. Tapi seiring berjalannya waktu, kamu berinteraksi dengan banyak orang yang berpendidikan, hingga akhirnya pandangan tersebut bisa berubah.

b)   Tercipta secara sosial melalui proses sosialisasi atau proses belajar. Artinya, seseorang harus mempelajari nilai seiring berjalannya waktu, bukan dari bawaan sejak lahir. Contohnya, kamu menilai pendidikan penting untuk meraih impian karena orang tuamu yang menanamkan hal tersebut.

c)  Memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap individu. Contohnya, buat kamu, yang paling penting dan berpengaruh besar dalam hidup adalah barang-barang branded mewah. Namun buat orang lain, yang terpenting adalah gelar pendidikan. 

 Macam-Macam Nilai Sosial, Apa Aja Ya? 

Nilai sosial yang ada di masyarakat itu jenisnya beragam. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, ada tiga macam nilai sosial di masyarakat, yaitu:

a)      Nilai material, yakni segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik atau jasmani manusia. Contohnya makan, minum, pakaian, rumah, obat-obatan, dsb.

b)       Nilai vital, yakni segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas atau kegiatannya. Contoh, buku dan alat tulis bagi pelajar, motor bagi tukang ojek, cangkul bagi petani, dsb.

c)     Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang berguna bagi batin atau rohani manusia, di antaranya adalah:

  • Nilai kebenaran (rasio) yang bersumber dari akal pikiran manusia.
  • Nilai keindahan (estetika) yang bersumber pada perasaan manusia.
  • Nilai moral atau kebaikan (etika) yang bersumber pada kehendak, hati, dan nurani manusia
  • Nilai ketuhanan (religius), yakni segala sesuatu yang bersumber pada keagamaan atau kepercayaan.  

Selain itu, berdasarkan cirinya, nilai sosial terbagi menjadi dua, yaitu:

a)    Nilai dominan, yakni nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya. Ukuran dominan atau penting tidaknya sebuah nilai ditentukan oleh hal-hal berikut:

  • Banyaknya penganut nilai tersebut
  • Lamanya nilai tersebut dianut di dalam masyarakat
  • Tinggi rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut
  • Prestise atau kebanggaan

b)  Nilai yang mendarah daging, yakni segala sesuatu yang sudah menjadi kepribadian atau kebiasaan dalam diri       individu atau kelompok masyarakat sehingga seseorang menjalankannya tanpa melalui proses berpikir atau           pertimbangan, dan apabila seseorang tidak melakukannya, akan ada perasaan malu dan bersalah. 



Referensi

Kun Maryati., Juju Suryawati., & Nina R. Suminar. (2022). IPS: Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. 

pahamify.com 

zenius.net

Monday, August 15, 2022

INTERAKSI SOSIAL: Hakikat, Syarat, Ciri, dan Faktor Pendorong

 

(sumber: koleksi pribadi)
Prolog
Pada saat kalian mempelajari mata pelajaran IPS di bangku SMP, tentu kalian sudah hafal bahwa kita, manusia dikenal sebagai homo socius atau makhluk sosial. Menurut kalian, apa sih maksud dari predikat atau sebutan makhluk sosial? Yes, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa keberadaan orang lain. Oleh karena itu, sejak dilahirkan ke dunia, kita sudah memerlukan adanya hubungan yang terjalin sama orang lain. Hal ini sudah disampaikan oleh Soerjono Soekanto, Ia mengungkapkan kalau sejak dilahirkan ke dunia, manusia itu punya dua kebutuhan pokok, yaitu 1) kebutuhan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain; dan 2) kebutuhan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam. Nah, jadi berhubungan atau berinteraksi sama orang lain itu memang sudah jadi kebutuhan dasar kita deh. Sepakat nggak? Atau di antara kalian ada yang sanggup hidup seorang diri tanpa siapapun di dunia yang keras ini? :') 

Hakikat Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antarindividu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. 
Hubungan individu dengan individu
Gambar 1. Hubungan individu dengan individu
(sumber: koleksi pribadi)
Gambar 2. Hubungan individu dengan kelompok 
(sumber: Pendidikanku.Org)
Gambar 3. Hubungan kelompok dengan kelompok
(Sumber: makassar.tribunnews.com)

Dalam interaksi sosial pasti selalu ditandai dengan adanya aksi dan reaksi. Maksudnya, kalau salah satu pihak memberikan aksi, maka akan ada pihak lain yang merespons atau bereaksi. Beda kan kalau kita berhubungan dengan benda mati, pasti aksi sekuat apapun yang kita lakukan, benda mati gak akan bisa memberikan respons atau reaksinya terhadap aksi itu. 

Syarat Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, syarat terjadinya interaksi sosial jika ada dua hal ini nih, yaitu:
- Kontak, yaitu hubungan antara satu pihak dengan pihak lain, ATAU cara yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam berinteraksi. Kontak nggak selalu terjadi melalui hubungan fisik kayak jabat tangan, saling senyum, atau menatap dan bicara secara langsung. Kontak juga bisa terjadi secara nonfisik seperti melalui media sosial.
- Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan atau informasi timbal balik dua orang atau lebih. Informasi atau pesan yang disampaikan dapat berupa kata-kata (bahasa), gerak tubuh (bahasa tubuh)
serta simbol lainnya yang memiliki makna.

Ciri Interaksi Sosial
Charles P. Loomis mengklasifikasikan empat ciri interaksi sosial, yaitu:
- Jumlah pelaku lebih dari satu individu👥
- Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol atau lambang💭
- Dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan🔁
- Memiliki tujuan yang hendak dicapai💪

Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial
1. Sugesti, yaitu dorongan atau pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang dan sebagainya. 
2. Imitasi, yaitu tindakan meniru orang lain dan cenderung tidak disadari oleh orang yang melakukannya. Misal, sedari kecil kamu meniru apa yang  biasa dilakukan oleh orang tuamu. 
3. Identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain (meniru secara keseluruhan). Sifatnya lebih mendalam daripada imitasi. Contohnya kamu seorang fangirl yang mengidolakan girl band ternama. Lalu kamu mengidentifikasi dirimu menjadi girlband idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya dan menganggap dirinya sama dengan idolanya tersebut.
4. Simpati, yaitu kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain, menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain serta merasakan apa yang dialami, dipikirkanm atau dirasakan orang lain. 
5. Empati, merupakan simpati yang mendalam atau dapat diartikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelompok atau orang lain yang ditandai dengan adanya tindakan nyata.  

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Tentunya, hubungan timbal balik atau interaksi sosial yang kamu jalin sama orang lain nggak selalu berjalan baik atau harmonis kan? Pastinya ada saat di mana antara kamu sama orang lain ada persaingan, pertentangan, dan sebagainya. Nah dari gambaran tadi, kita bisa simpulin kalau interaksi sosial itu nggak cuma satu bentuk aja. Gillin dan Gillin (1954) membagi interaksi sosial ke dalam dua bentuk, yaitu: 
1. Interaksi Sosial Asosiatif 
Interaksi yang satu ini bermakna positif yang cenderung menyatukan anggota masyarakat atau bentuk
proses sosial yang mengarah kepada kerja sama antar pihak. Nah bentuk interaksi sosial asosiatif ini kebagi lagi ke dalam beberapa jenis, yaitu: 
- Kerja sama 
- Akomodasi 
- Asimilasi 
- Akulturasi 
2. Interaksi Sosial Disosiatif 
Interaksi ini bermakna negatif dan cenderung mengarah kepada terjadinya pertentangan atau perpecahan antar pihak. Jenis-jenis interaksi sosial disosiatif di antaranya adalah: 
- Persaingan (Kompetisi)
- Kontravensi 
- Pertentangan (Konflik)


Referensi 
Modul IPS untuk SMA/MA/SMK Semester 1 Kurikulum Merdeka: Master Media. 
Kun Maryati., Juju Suryawati., & Nina R. Suminar. (2022). IPS Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Saturday, August 13, 2022

PERMASALAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

 Prolog

(Source: Canva)

Hei, apa kabar? Lagi ada masalah yang dipikirin nggak? Sabar, semua yang hidup di dunia ini pasti punya masalah masing-masing. Semoga kamu kuat bertahan dan segera ketemu jalan keluar ya!

Ngomong-ngomong masalah, dalam kehidupan bermasyarakat juga ternyata sering terjadi masalah, namanya “Masalah Sosial”. Simpelnya, masalah yang dirasakan oleh banyak orang ATAU masalah yang berpengaruh bagi banyak orang.

Pengertian


(Source: Dreamstime.com)

Masalah sosial terdiri dari dua kata: masalah dan sosial. Kita bahas masalah dulu nih, sederhananya, masalah itu adalah keadaan di mana kenyataan atau realita yang terjadi nggak sesuai sama harapan atau ekspektasi. Pokoknya, masalah itu mengacu ke kondisi aneh, bertentangan, sulit atau kondisi lainnya yang nggak kita pengen itu terjadi deh. Sementara sosial, ya mengacu ke kehidupan masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, organisasi sosial, dan sebagainya. Kalau menurut tokoh-tokoh sosiologi, masalah sosial itu diartiin kayak gini nih👇

Soerjono SoekantoMasalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan suatu masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

SoetomoMasalah sosial merupakan suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh Sebagian besar masyarakat.

Paul B. Horton & Gerald R. LeslieMasalah sosial adalah kondisi atau perilaku yang diyakini banyak orang berbahaya

MooneyPermasalahan sosial diartikan sebagai suatu kondisi sosial yang dipandang masyarakat berbahaya dan membutuhkan perbaikan.

Nah dari tiga pengertian di atas, kamu udah mulai nangkep belum nih maksud dari permasalahan sosial yang jadi materi pertama kita di bab 2? Coba kalau udah mulai nangkep maksud permasalahan sosial itu kayak apa, sekarang kamu sebutin deh apa aja yang kamu anggap sebagai masalah sosial di kehidupan masyarakat kita! 

Elemen

Kalau kita lihat pengertian masalah sosial di atas, ternyata dari pengertian masalah sosial itu ada dua elemen penting, yaitu:

a. Elemen objektif

Elemen ini menyangkut keberadaan suatu kondisi sosial yang kita sadari melalui pengalaman hidup kita, media, dan pendidikan. Contohnya kita menonton berita peperangan, kemiskinan, pengangguran. 

b. Elemen subjektif

Elemen ini menyangkut pada keyakinan bahwa suatu kondisi sosial tertentu berbahaya bagi masyarakat dan harus diatasi. Contohnya kita merasa dan berkeyakinan bahwa penyalahgunaan narkoba atau tindak kejahatan adalah kondisi sosial yang membahayakan masyarakat dan harus diatasi.

Klasifikasi Umum

Kalau kita lihat dari sifatnya, masalah sosial ini terbagi ke dalam dua sifat, yaitu manifes dan laten. Permasalahan sosial yang bersifat manifes biasanya bisa kita sadari dengan mudah karena secara nyata memang melanggar nilai dan norma masyarakat. Contohnya kayak kriminalitas, penyimpangan sosial, atau kenakalan remaja.  Lalu, kalau permasalahan sosial yang bersifat laten biasanya nggak mudah untuk kita sadari walaupun secara nyata terjadi di masyarakat. Misalnya global warming atau pemanasan global atau bisa juga fenomena perubahan iklim. Nah hal itu sering kita anggap sebagai masalah lingkungan aja, padahal ternyata tanpa kita sadari dampaknya bisa sampai ke kehidupan sosial masyarakat. 

Faktor Penyebab

Munculnya permasalahan sosial pasti dilatarbelakangi oleh berbagai hal yang kemudian menjadi faktor penyebab masalah sosial, di antaranya adalah:

a. Faktor ekonomi

Semua pasti sepakat kalau ekonomi bisa dibilang sebagai faktor utama atau faktor terbesar yang nyebabin terjadinya masalah sosial kayak pengangguran, kemiskinan, anak jalanan, dan sebagainya. Ya intinya gini deh, kalau kita belum sejahtera, belum hidup secara layak, aman, dan nyaman, ya itu namanya masalah kan?

b. Faktor sosial budaya

Nah ini nih. Makin maju sebuah kebudayaan bisa menjadi pemicu masalah sosial KALAU kita nggak bisa memfilter mana yang baik dan bisa kita ikuti, mana yang kayaknya nanti aja deh, kita pikir-pikir dulu sebelum kita ikuti. Masalah sosial yang muncul karena faktor sosial budaya ini bisa kayak kenakalan remaja, pelecahan seksual, pernikahan usia dini, perceraian, konflik rasial, konflik keagamaan.

c. Faktor biologis

Faktor biologis juga bisa menimbulkan masalah sosial kayak kurang gizi, penyakit menular, dan sebagainya.

d. Faktor psikologis  

Faktor ini berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang ada. Faktor psikologis juga muncul karena beban hidup yang dirasakan masyarakat. Nah masalah sosial yang terjadi karena faktor psikologis contohnya kayak kepercayaan sesat, depresi, konflik antaranggota masyarakat karena emosi yang meluap-luap, dan sebagainya. 

Kriteria

Sebuah permasalahan bisa dikatakan sebagai masalah sosial apabila sesuai dengan kriteria atau karakteristik di bawah ini:

a. Dirasakan oleh banyak orang.

b. Kondisi tidak menyenangkan.

c. Kondisi yang perlu pemecahan.


Referensi

Horton, P. B., & Leslie, G. R. The Sociology of Social Problems

Lukmawati, N. K. Buku Pembelajaran Interaktif Sosiologi Kelas XI: PT. Margo Mitro Joyo 

Maryati, K., & Suryawati, J. (2017). Sosiologi SMA/Ma Kelas XI. Jakarta: Esis 

Purwasih, J. H. G., & Pratiwi, S. S. (2021). Sosiologi Untuk SMA Kelas XI: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia



Thursday, August 11, 2022

TINDAKAN SOSIAL - SOSIOLOGI SMA FASE E/KELAS X

Prolog
Sebagai makhluk individu, kita, manusia selalu melakukan berbagai tindakan, kan? Nggak mungkin kalau kita hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Nah, di samping berperan sebagai makhluk individu, kita juga memiliki peran sebagai makhluk sosial, atau kalau di pelajaran IPS kita disebut sebagai homo socius, yakni individu yang memerlukan individu lainnya dalam kehidupan. Keberadaan orang lain di samping kita inilah yang kemudian menjadi partner atau menjadi objek kita dalam melakukan sebuah tindakan, yang kemudian disebut sebagai tindakan sosial. Kalau kamu melakukan sebuah aktivitas yang tidak menyangkut respon atau perhatian atau perilaku orang lain, maka aktivitas tersebut hanya diartikan sebagai tindakan. Tapi kalau kamu melakukan sebuah aktivitas yang melibatkan orang lain atau memerlukan respon orang lain, maka itu dinamakan sebagai tindakan sosial. Ngerti nggak sampai sini? Coba kita spill ya apa sih definisi tindakan sosial?👀

Definisi
Kamu masih ingat tentang tokoh Sosiologi klasik beserta teorinya yang sudah kita bahas di materi Pengantar Sosiologi? Kita sudah membahas Bapak Sosiologi Dunia: Auguste Comte, Emile Durkheim, Karl Marx, Talcott Parsons, Herbert Spencer, dan Max Weber. Nah di antara tokoh-tokoh tersebut, ada satu tokoh yang secara khusus mencetuskan teori Tindakan Sosial. Yang ini nih orangnya👇
(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Max_Weber) 
Yup! Max Weber! Max Weber adalah salah satu tokoh Sosiologi yang paling terkenal dengan teorinya mengenai tindakan sosial. Dia mengungkapkan bahwa tindakan sosial merupakan tindakan yang dilakukan individu yang berorientasi serta dapat memengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat. Jadi, dari definisi Weber tersebut, kita bisa lihat bahwa gak semua tindakan yang dilakukan individu disebut sebagai tindakan sosial. Jadi apa bedanya antara tindakan dengan tindakan sosial? 
Coba deh lihat dua gambar di bawah ini👇
Kira-kira apa sih bedanya kedua gambar di atas? Kan sama sama gambar orang sedang bernyanyi? Tapi coba perhatikan dan coba kita kaitkan dengan materi kita tentang tindakan sosial. Pada gambar 1, anggaplah itu dirimu sedang bernyanyi seorang diri di dalam kamar. Kamu bernyanyi karena itu hobimu atau sekadar untuk menghibur diri, tanpa perduli atas respon orang lain terhadap suaramu yang tidak sebagus Raisa🙏, hehe. Sementara di gambar 2, anggaplah itu dirimu yang sedang bernyayi di depan orang lain melalui live IG, video YT, atau bahkan tampil secara langsung di hadapan teman-temanmu, kemudian dengan itu kamu mendapat respon dari orang lain atas penampilan kamu ketika sedang bernyanyi. See? Maka contoh di gambar 1 hanya menunjukkan sebuah tindakan, sementara gambar 2 merupakan contoh tindakan sosial. 

Jenis-Jenis
Kita kembali lagi ke Max Weber. Weber ini kemudian membagi tindakan sosial ke dalam empat jenis, di antaranya: 
1. Tindakan Rasional 
Tindakan ini adalah tindakan yang dilakukan dengan pertimbangan dan pilihan secara sadar untuk mencapai tujuan. Contohnya, kamu diberi uang tambahan oleh Ibumu. Lantas kamu memilih untuk menyimpan uang itu ke dalam celengan daripada menghabiskannya dalam sekejap dan tidak jelas untuk apa. Keputusan ini kamu ambil karena kamu punya pertimbangan dan tujuan, bahwa uang yang kamu tabung bisa kamu nikmati kemudian atau bisa kamu pakai untuk kebutuhan yang lebih penting daripada dihabiskan secara percuma. Kamu gitu gak sih?😜
2. Tindakan Berorientasi Nilai 
Tindakan berorientasi nilai merupakan tindakan yang dilakukan dengan pertimbangan nilai. Artinya, dalam melakukan tindakan, kamu mengutamakan bertindak apa yang dianggap baik, lumrah, wajar, atau benar di dalam masyarakat. Misalnya, kamu memilih makan dan minum pakai tangan kanan. Hal ini menjadi tindakan berorientasi nilai karena makan dan minum dengan tangan kanan dirasa lebih baik dibanding tangan kiri, khususnya dari segi agama dan masyarakat kita. 
3. Tindakan Afektif 
Kamu pernah nonton drakor atau dengerin musik sampai terbawa suasana hingga mengeluarkan air mata? Hihi, itu bukan lebay, ternyata dalam Sosiologi, itu namanya tindakan afektif. Tindakan afektif ini merupakan tindakan yang didasarkan atas keterikatan emosi atau perasaan. Contoh lainnya, kamu tiba-tiba dapat informasi kalau guru yang seharusnya masuk kelas kamu mendadak nggak bisa masuk, jamkos deh. Sebagian anak di kelas kamu pasti bersorak kegirangan, kan? Nah kegirangan atau rasa senang itu juga tindakan afektif ya. Tapi, jangan keseringan ya!🙅
4. Tindakan Tradisional 
Apakah di daerah sekitar kamu ada kegiatan masyarakat yang dilaksanakan secara turun temurun? atau tradisi tertentu deh, pasti ada kan? Contohnya, setiap malam Jumat, di daerah-daerah tertentu, masyarakat melaksanakan agenda 'Yasinan' bersama-sama. Nah aktivitas itu disebut sebagai tindakan tradisional. Tindakan tradisional ini merupakan tindakan yang dilakukan sebagai hasil dari tradisi dan adat istiadat. Contoh lainnya, kamu selalu diajari untuk menerima atau memberi sesuatu dengan menggunakan tangan kanan. Nah, hal semacam itu sudah menjadi tradisi yang terus selalu diturunkan pada anak-anak di Indonesia. Kalau seandainya kamu tinggal di Amerika, hal semacam itu tidak berlaku, karena memang tradisi kita berbeda. 

Refleksi
Nah, itu dia ulasan materi mengenai Tindakan Sosial. Dibaca baik-baik, perlahan, dan tanyakan jika masih belum paham. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat untuk kamu ya! Ingat, kita makhluk sosial yang hidup bersama-sama dengan orang lain. Maka tindakan kita sedikit banyak akan berpengaruh pada orang lain juga. Oleh karena itu, bersikap bijak dan hati-hatilah dalam bertindak, karena jika gegabah, khawatir tindakan yang kamu lakukan dapat merugikan diri kamu ataupun orang lain. 

KARAKTERISTIK KELOMPOK SOSIAL

Pernahkah kalian mengikuti ekstrakurikuler di sekolah? Atau mungkin organisasi lain seperti club sepak bola di desa, atau club motor, dan se...