Prolog
Halo
temen-temen kelas X, di artikel yang satu ini kita akan mulai beralih ke materi
baru di mata pelajaran sosiologi. Judul besarnya adalah Lembaga Sosial.
Tapiiii, sebelum membahas lembaga sosial, ada materi yang harus kita pelajari
dulu, yaitu nilai dan norma sosial. Kenapa? Karena lembaga sosial merupakan
sistem yang terbentuk dari nilai dan norma sosial yang sudah melembaga atau
sudah menjadi kebiasaan hidup masyarakat.
Untuk
hari ini kita akan berkenalan dengan nilai sosial. Materi ini berkaitan dengan
materi yang pernah kita pelajari sebelumnya, yakni interaksi sosial. Sebagai
makhluk sosial, kita hidup berdampingan sama orang lain, seperti orang tua,
adik, kakak, nenek, kakek, tetangga, bestie, dan sebagainya. Nah, dalam
berhubungan dengan orang lain, kita harus senantiasa menunjukkan nilai-nilai
yang baik. Nilai-nilai tersebut yang nantinya akan menjadi pedoman untuk kita
dalam berperilaku atau bertindak. Nantinya, hubungan atau interaksi sosial kita
sama orang lain bisa berjalan harmonis atau rukun.
Apa Itu Nilai Sosial?
Menurut Soerjono Soekanto, nilai sosial adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Sementara itu, menurut Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat. Jadiii, dari dua definisi di atas, bisa kita simpulin bahwa nilai sosial itu nilai yang berlaku di masyarakat mengenai baik buruknya sesuatu, atau bisa juga dikatakan sebagai standar atau acuan yang menunjukkan kebaikan oleh masyarakat. Sederhananya, nilai sosial merupakan segala sesuatu yang tertanam di dalam masyarakat mengenai baik atau buruknya suatu hal, perilaku, atau tindakan. Dalam ilmu sosiologi, nilai sosial juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat.
Ciri-Ciri Nilai Sosial
Nilai sosial yang
ada di masyarakat menunjukkan sejumlah karakteristik, di antaranya:
a) Berlangsung terus-menerus melalui interaksi
sosial. Artinya, nilai sosial tertanam dalam diri seseorang sebagai hasil dari
terjalinnya interaksi atau hubungan timbal balik dengan orang lain. Contohnya,
awalnya kamu menganggap bahwa nilai kesuksesan itu berupa materi, tanpa
memandang pentingnya pendidikan. Tapi seiring berjalannya waktu, kamu
berinteraksi dengan banyak orang yang berpendidikan, hingga akhirnya pandangan
tersebut bisa berubah.
b) Tercipta secara sosial melalui proses sosialisasi atau proses belajar. Artinya, seseorang harus mempelajari nilai seiring berjalannya waktu, bukan dari bawaan sejak lahir. Contohnya, kamu menilai pendidikan penting untuk meraih impian karena orang tuamu yang menanamkan hal tersebut.
c) Memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap individu. Contohnya, buat kamu, yang paling penting dan berpengaruh besar dalam hidup adalah barang-barang branded mewah. Namun buat orang lain, yang terpenting adalah gelar pendidikan.
Macam-Macam Nilai Sosial, Apa Aja Ya?
Nilai sosial
yang ada di masyarakat itu jenisnya beragam. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, ada
tiga macam nilai sosial di masyarakat, yaitu:
a) Nilai material, yakni segala sesuatu yang
berguna bagi unsur fisik atau jasmani manusia. Contohnya makan, minum, pakaian,
rumah, obat-obatan, dsb.
b) Nilai vital, yakni segala sesuatu yang berguna
bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas atau kegiatannya. Contoh, buku
dan alat tulis bagi pelajar, motor bagi tukang ojek, cangkul bagi petani, dsb.
c) Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang berguna bagi batin atau rohani manusia, di antaranya adalah:
- Nilai kebenaran (rasio) yang bersumber dari akal pikiran manusia.
- Nilai keindahan (estetika) yang bersumber pada perasaan manusia.
- Nilai moral atau kebaikan (etika) yang bersumber pada kehendak, hati, dan nurani manusia.
- Nilai ketuhanan (religius), yakni segala sesuatu yang bersumber pada keagamaan atau kepercayaan.
Selain itu,
berdasarkan cirinya, nilai sosial terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Nilai dominan, yakni nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai lainnya. Ukuran dominan atau penting tidaknya sebuah nilai ditentukan oleh hal-hal berikut:
- Banyaknya penganut nilai tersebut
- Lamanya nilai tersebut dianut di dalam masyarakat
- Tinggi rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut
- Prestise atau kebanggaan
b) Nilai yang mendarah daging, yakni segala sesuatu yang sudah menjadi kepribadian atau kebiasaan dalam diri individu atau kelompok masyarakat sehingga seseorang menjalankannya tanpa melalui proses berpikir atau pertimbangan, dan apabila seseorang tidak melakukannya, akan ada perasaan malu dan bersalah.
Referensi
Kun Maryati., Juju Suryawati., & Nina R. Suminar. (2022). IPS: Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X.
pahamify.com
zenius.net
No comments:
Post a Comment